Sabtu, 27 Mei 2023

Taubatnya Syeikh Hasan Basyri Seorang Tokoh Sufi Dari Basyra

Sahabat madura yang di rahmati Allah pada postingan yang kemarin kita telah membahas sekilas kisah perjalanan Sang Nabi dan beberapa ciri kerasulannya, kali ini pembahasan kita adalah tentang tokoh sufi yang bernama Syeikh hasan basyri. Baiklah sahabat madura langsung di simak ceritanya.

Sumber lain mengatakan bahwa pada mulanya hasan basyri adalah seorang pedagang batu permata, dan Ia pernah di juluki Hasan Si Pedang Mutiara. Hasan mempunyai hubungan dagang dengan Bizantium, relasinya cukup banyak terdiri dari berbagai golongan termasuk para jendral dan mentri kaisar. Pada suatu hari ketika Ia pergi ke Bizantium, Hasan mengunjungi perdana mentri dan mereka berbincang-bincang beberapa saat. " Jika engkau suka, kita akan pergi ke suatu tempat. " Kata si mentri mengajak Hasan. " Terserah padamu, " Jawab hasan. " Kemanapun aku menurut. " Simentri memerintahkan agar di sediakan se ekor kuda untuk hasan. tidak lama kemudian keduanya berangkat beriringan menuju padang pasir, sesampainya di tempat tujuan, hasan melihat sebuah tenda yang terbuat dari berukat bizantium, dan di ikat dengan tali sutra di pancang dengan tiang emas di atas tanah.

Hasan berdiri di kejauhan. tidak berapa lama kemudian muncullah sepasukan tentara perkasa dengan perlengkapan perang yang sempurna. mereka lalu mengelilingi tenda itu mengumandangkan beberapa patah kata kemudian pergi. setelah itu muncullah para filosof yang cerdik pandai dan hampir empat ratus orang jumlahnya. mereka mengelilingi tenda itu dan mengumandangkan beberapa patah kata dan berlalu dari tempat itu. Akhirnya datang pula lebih dari dua ratus gadis-gadis perawan cantik masing-masing mengusung nampan penuh dengan emas, perak dan batu permata. mereka mengelilingi tenda itu dan mengumandangkan beberapa patah kata kemudian meninggalkannya. hasan sangat heran menyaksikan kejadian itu dan bertanya pada dirinya sendiri. " Apakah arti dari semuanya itu ? ketika meninggalkan tempat itu hasan bertanya kepada si perdana mentri. Simentri menjawab, " Bahwa dahulu kaisar mempunyai seorang putra tampan, menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan dan tidak terkalahkan dalam arena kegagah perkasaan. Kaisar dan hampir seluruh kerajaan sangat sayang pada putranya itu. pada suatu hari tanpa terduga Si pangeran jatuh sakit. semua thabib paling pandai di perintahkan untuk mengobati namun mereka tidak mampu menyembuhkannya. akhirnya putra mahkota meninggal dunia dan di kuburkan di naungan tenda tersebut. 

Setiap tahun orang-orang datang berziarah kekuburannya. sepasukan tentara Yana mula-mula mengelilingi tenda tersebut lalu berkata " Wahai putra mahkota seandainya malapetaka yang menimpa dirimu ini terjadi di medan pertempuran, kami semua akan mengorbankan jiwa raga kami untuk menyelamatkanmu. tetapi malapetaka yang menimpamu ini datang dari dia yang tidak sanggup kami perangi dan tidak dapat kami tantang, " Setelah berucap seperti itu mereka berlalu dari tempat itu. kemudian tibalah giliran filosof yang pandai dan cerdik. mereka berkata, " Malapetaka yang menimpamu ini datang dari Dia yang tidak dapat kami lawan dengan ilmu pengetahuan, Filsafat dan tipu muslihat. karena semua Filosof di atas bumi ini tidak berdaya menghadapinya, dan semua cerdik pandai hanya orang-orang dungu di hadapannya. Jika tidak demikian halnya, kami telah berusaha dengan mengajukan dalih-dalih yang tidak dapat di bantah oleh siapapun di Alam semesta ini. " Setelah berucap demikian para filosof yang cerdik pandai itu berlalu dari tempat tersebut. berikutnya orang-orang tua yang mulia tampil seraya berkata, " Wahai putra mahkota seandainya malapetaka yang menimpamu ini dapat di cegah oleh campur tangan orang-orang tua, niscaya kami telah mencegahnya dengam do'a-do'a kami yang rendah hati ini, dan pastilah kami tidak akan meninggalkan engkau seorang diri di tempat ini.

Tetapi malapetaka yang di timpakan kepadamu datang dari dia yang sedikit pun dan tidak dapat di cegah oleh campur tangan manusia-manusia lemah. " Setelah kata-kata ini mereka ucapkan  mereka pun berlalu dari tempat itu. kemudian gadis-gadis cantik dengan nampan-nampan berisi emas dan batu permata datang menghampiri, mengelilingi tenda itu dan berkata, " Wahai putra kaisar seandainya malapetaka yang menimpa dirimu bisa di tebus dengan kekayaan dan kecantikan, niscaya kami merelakan diri dan harta kami yang banyak ini untuk menebusmu dan tidak kami tinggalkan engkau di tempat ini. Namun malapetaka ini di timpakan oleh dia yang tidak dapat di pengaruhi oleh harta kekayaan dan kecantikan. " Setelah kata-kata ini mereka ucapkan mereka pun meninggalkan tempat itu. Terakhir kali kaisar beserta perdana mentrinya tampil masuk kedalam tenda dan berkata, " Wahai biji mata dan pelita hati ayahanda ! Wahai buah hati ayahanda ! Apakah yang dapat di lakukan oleh ayahanda ini, ayahanda telah mendatangkan sepasukan tentara yang perkasa, para filosof yang cerdik pandai dan segala sesuatu yang dapat ayahanda lakukan.

Tetapi malapetaka ini telah di timpakan kepadamu oleh dia yang tidak dapat di lawan oleh ayahanda serta segala aparat, pasukan, pengawal, harta benda dan barang-barang berharga ini. semoga engkau mendapat kesejahteraan, Selamat tinggal sampai jumpa di tahun yang akan datang. " Sesudah mengucapkan kata-kata demikian Sang kaisar berlalu dari tempat itu. Cerita perdana mentri ini sangat menggugah hati Syiekh hasan Basyri. Ia tidak dapat melawan dorongan hatinya dengan segera ia bersiap-siap untuk kembali ke negerinya. Sesampainya di kota basyra ia bersumpah tidak akan tertawa lagi di atas dunia ini sebelum mengetahui bagaimana nasib yang akan di hadapinya nanti. Ia melakukan segala macam ibadah disiplin diri yang tidak dapat di tandingi oleh siapa pun juga pada masa hidupnya.

Sahabat madura demikianlah sekilas kisah dari seorang tokoh sufi yang Bernama Syeikh Hasan Basyri semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari cerita ini dan semoga postingan ini dapat bermanfaat Amin Ya Rabbal Alamin. Sampai jumpa pada postingan berikutnya.

والله أعلمُ بالـصـواب

Tidak ada komentar: