Perbedaan Kebaikan Dan kejahatan

Sahabat madura, dalam pembahasan kali ini
kita akan membahas tentang tindakan baik dan tindakan buruk/jahat. Artikel ini merupakan lanjutan dari Keteguhan motif agama.
Kebaikan dan kejahatan ini di tetapkan berdasarkan ketetapan kedua malaikat yang bertugas untuk menjaga/menganalisis diri seorang hamba. karena itulah kedua malaikat ini di sebut الكرام كاتبين. 

Keteguhan Motif agama

Selamat malam sahabat madura, seperti yang kita bahas pada artikel sebelumnya Perbedaan Motif agama Dan Motif hawa nafsu
Jadi, apabila kita sudah mempunyai keyakinan bahwa hawa nafsu merupakan musuh nyata yang akan menghambat jalan menuju Allah. Maka keteguhan motif agama akan semakin kuat.

Perbedaan Motif agama Dan Motif hawa nafsu

Sahabat Madura yang kami hormati dan cintai,
Berhubung dengan banyaknya tugas yang kami kerjakan di Alam Maya dan juga di Alam nyata, sehingga kami terlambat untuk update posting di Blog kami. 

Obat Hawa Nafsu

Sahabat Madura artikel ini adalah lanjutan dari Perbedaan Manusia Dan Hewan
Adapun obat yang bermanfaat, pada zaman sekarang terlihat memberikan bencana, binatang tidak mengetahuinya/tanpa mengontrol hawa nafsu dan tidak menginginkannya.

Perbedaan Manusia Dan Hewan

Awalnya manusia Tumbuh dalam keadaan kurang seperti hewan. di dalam dirinya belum tercipta selain nafsu makan yang di butuhkannya. Kemudian secara bertahap muncullah nafsu untuk bermain dan berhias, kemudian nafsu untuk menikah. Ia sama sekali tidak memiliki sifat sabar.

Hakikat Dan Makna Kesabaran

Sabar merupakan salah satu dari pendirian agama. dan salah satu Lintasan perjalanan Para sufi/Orang-orang yang mempunyai budi pekerti Mulia. Seluruh pendirian dalam agama tersusun dari tiga perkara : 
1. معرفة/pengetahuan
2. Hal/keadaan
3. Amal/perbuatan
معرفة merupakan pokok yang akan memunculkan hal, sedangkan Hal akan membuahkan amal. Jadi معرفة itu ibarat pohon, dan Hal adalah dahannya.

Mari Kita Belajar Bersyukur

Pokok pertama syukur adalah ilmu. Yaitu ilmu tentang tiga perkara :
1. Materi nikmat itu sendiri
2. Keberadaannya sebagai nikmat yang di berikan kepada yang menerima nikmat
3.  Tentang pribadi si pemberi nikmat, dan sifat-sifat yang di milikinya. sehingga menyebabkan adanya nikmat yang turun darinya.